Catur Wanita Jadi Sorotan: Perebutan Gelar Dunia dan Eropa Dimulai

Catur Wanita Jadi Sorotan: Perebutan Gelar Dunia dan Eropa Dimulai

Dunia catur wanita tengah menjadi pusat perhatian pekan ini, dengan dua ajang bergengsi yang berlangsung di dua benua. Di Tiongkok, berlangsung pertandingan perebutan gelar juara dunia antara Ju Wenjun dan Tan Zhongyi, sementara di Yunani, Kejuaraan Eropa Wanita menghadirkan 136 peserta, termasuk enam wakil dari Inggris.

Di Shanghai dan Chongqing, Ju Wenjun (34 tahun), pemegang gelar juara dunia saat ini, menghadapi penantangnya Tan Zhongyi (33 tahun) dalam pertandingan 12 babak. Keduanya berasal dari Tiongkok dan memiliki peringkat ELO yang sangat berdekatan, yakni 2561 untuk Ju dan 2555 untuk Tan. Dalam sejarah pertemuan mereka, keduanya memiliki catatan imbang. Total hadiah untuk pertandingan ini mencapai 500.000 dolar AS. Pertandingan pertama yang digelar Kamis lalu berakhir remis setelah 39 langkah dalam pertahanan Sisilia.

Komentar langsung disiarkan setiap hari pukul 13.00 WIB melalui YouTube, dipandu oleh legenda catur dunia Judit Polgar dan pemain papan atas Inggris, Jovanka Houska. Hari Sabtu dijadwalkan sebagai hari istirahat, dan babak ketiga akan berlangsung pada hari Minggu.

Pertemuan ini bisa disebut sebagai laga ulangan. Pada 2017, Ju berhasil merebut gelar juara dunia untuk pertama kalinya setelah mengalahkan Tan dalam pertandingan final. Ju kemudian mempertahankan gelarnya melalui sistem gugur 64 pemain pada 2018. Setelah perubahan sistem penentuan penantang oleh FIDE, Ju kembali sukses mempertahankan gelarnya dengan mengalahkan Aleksandra Goryachkina dari Rusia pada 2020 dan Lei Tingjie dari Tiongkok pada 2023.

Sejarah gelar juara dunia catur wanita dimulai pada tahun 1927. Selama 17 tahun pertama, gelar ini didominasi oleh Vera Menchik, yang memenangkan semua kejuaraan dari 1927 hingga 1939 dengan selisih yang mencolok. Menchik menetap di London hingga akhir hayatnya dan wafat secara tragis akibat serangan bom V1 Jerman pada 1944 dalam usia 38 tahun. Untuk mengenangnya, telah digelar 10 turnamen memorial, yang terbaru berlangsung dua minggu lalu.

Dominasi berlanjut oleh para pemain Uni Soviet dari 1950 hingga 1991, dengan tokoh utama dari Georgia, Nona Gaprindashvili dan Maia Chiburdanidze. Keduanya juga sukses mencatat prestasi di kancah catur terbuka melawan grandmaster pria. Gaprindashvili bahkan sempat berbagi juara di turnamen Lone Pine 1977, salah satu pencapaiannya yang paling menonjol.

Sejak 1991, catur wanita memasuki era dominasi Tiongkok, dengan 15 dari 20 juara terakhir berasal dari negara tersebut. Tokoh paling menonjol adalah Hou Yifan, peringkat kedua sepanjang masa. Namun, Judit Polgar dari Hungaria tetap menjadi satu-satunya wanita yang pernah bermain dalam kejuaraan dunia terbuka, meski tidak pernah mengikuti perebutan gelar khusus wanita.

Ju Wenjun telah mempertahankan gelarnya sebanyak tiga kali dan menjadi favorit dalam pertandingan melawan Tan kali ini. Prestasinya melawan grandmaster pria pun cukup impresif. Pada turnamen Tata Steel Wijk aan Zee 2024, ia mengalahkan Alireza Firouzja dan bermain remis melawan Ian Nepomniachtchi, Gukesh Dommaraju, serta Ding Liren. Hal ini menempatkan Ju di antara enam hingga sepuluh pemain wanita terbaik sepanjang masa.

Sementara itu, Kejuaraan Catur Wanita Eropa sedang berlangsung di Rhodes, Yunani, dengan total hadiah €60.000. Sepuluh pemain teratas dari turnamen ini akan lolos ke Piala Dunia Catur Wanita.

Inggris mengirimkan enam wakil, termasuk juara nasional tiga kali Lan Yao dan lima siswi sekolah. Direktur internasional Federasi Catur Inggris, Malcolm Pein, menjelaskan bahwa ini adalah partisipasi terakhir yang dibiayai oleh dana hibah senilai £500.000 dari Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga. Dengan program tersebut berakhir pekan ini, Pein memutuskan untuk menginvestasikannya ke generasi masa depan.

Lan Yao membuka turnamen dengan kemenangan meyakinkan di babak pertama, memamerkan kekuatan koordinasi ratu dan benteng dalam serangan terbuka. Namun, di babak ketiga ia harus mengakui keunggulan bintang muda Belanda, Eline Roebers.

Di sisi lain, program televisi Chess Masters: The Endgame yang ditayangkan di BBC Two telah memasuki episode keempat dari delapan. Jumlah penonton menunjukkan stabilitas, naik tipis dari 655.000 ke 660.000, mewakili 5,4% pangsa pemirsa dibandingkan 5,0% pada pekan sebelumnya. Tantangan memori ala Magnus Carlsen yang ditayangkan pada episode ketiga akan kembali dihadirkan kepada kontestan baru di episode keenam.

Magnus Carlsen sendiri akan menghadapi tantangan unik bertajuk Carlsen vs The World pada Jumat mendatang, meniru tantangan legendaris dari Garry Kasparov dan Vishy Anand di masa lalu yang melibatkan hingga 70.000 pemain. Format pertandingan ini adalah Freestyle Chess, dengan satu langkah per hari, dimulai pukul 17.00 WIB.