Gol Debut Son Heung-min di Laga Ketiga, Namun LAFC Ditahan Imbang FC Dallas 1-1

Gol Debut Son Heung-min di Laga Ketiga, Namun LAFC Ditahan Imbang FC Dallas 1-1

Penyerang bintang Los Angeles FC (LAFC), Son Heung-min (33), akhirnya mencatatkan gol perdananya di kompetisi Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat. Dalam pertandingan ketiganya, Son mencetak gol spektakuler melalui tendangan bebas kaki kanan yang menjadi sorotan utama dalam laga tersebut.

Pertandingan yang digelar pada 24 Agustus waktu Korea (KST) di Toyota Stadium, Texas, markas FC Dallas, berakhir dengan skor imbang 1-1. Meskipun gol Son membawa LAFC unggul lebih dulu, timnya gagal mempertahankan keunggulan tersebut.

Gol Debut Spektakuler dari Tendangan Bebas

Bermain sebagai penyerang tengah utama dalam formasi 4-3-3, Son Heung-min tidak membutuhkan waktu lama untuk menunjukkan kelasnya. Pada menit ke-6 babak pertama, LAFC mendapatkan hadiah tendangan bebas di posisi ideal, tepat di depan busur kotak penalti, setelah Denis Bouanga dilanggar.

Son, yang dipercaya sebagai eksekutor utama bola mati tim, melangkah maju dan melepaskan tembakan keras dengan kaki kanannya. Bola melengkung melewati pagar betis pemain Dallas dan bersarang telak di sudut kiri atas gawang, tanpa mampu dijangkau oleh penjaga gawang. Gol ini menandai gol debutnya di MLS, setelah sebelumnya ia mencatatkan asis pertamanya saat melawan New England Revolution pada 17 Agustus lalu. Dengan ini, Son telah mengoleksi satu gol dan satu asis dari tiga penampilan.

Komentator pertandingan pun memuji eksekusi brilian tersebut. “Son berhasil melampaui pagar betis. Dia memberikan kecepatan dan putaran yang cukup pada bola, membuatnya menjauh dari jangkauan kiper dan meluncur deras ke sudut gawang,” demikian pujian dari tim penyiaran.

Keunggulan Singkat dan Hasil Imbang

Sayangnya, kegembiraan LAFC tidak berlangsung lama. Hanya tujuh menit berselang, tepatnya pada menit ke-13, FC Dallas berhasil menyamakan kedudukan melalui serangan balik. Berawal dari bola yang berhasil diblok oleh pertahanan LAFC, bola liar jatuh ke kaki pemain Dallas, Patrickson Delgado.

Delgado kemudian mengirimkan umpan matang kepada Logan Farrington, yang berada di sisi kanan area penalti. Tembakan kaki kanan Farrington sempat mengenai ujung kaki bek LAFC, sedikit berbelok arah, dan masuk ke gawang.

Setelah skor kembali imbang, LAFC yang dimotori oleh Son terus menggempur pertahanan lawan. Son sendiri memiliki beberapa peluang emas, termasuk tendangan dari luar kotak penalti pada menit ke-35 dan tembakan kaki kiri di akhir babak pertama yang masih bisa diblok. Sebuah gol dari Ryan Hollingshead di babak kedua juga harus dianulir karena offside. Peluang emas lainnya datang ketika umpan silang Son disambut oleh Bouanga, namun bola membentur mistar gawang. Hingga akhir laga, skor 1-1 tidak berubah.

Penghargaan Individu dan Statistik Mengesankan

Meskipun gagal membawa timnya meraih kemenangan, performa individu Son Heung-min mendapatkan pengakuan luas. Ia secara resmi dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Pertandingan (Player of the Match – POTM). Ini adalah penghargaan POTM kedua berturut-turut yang ia terima, setelah sebelumnya juga meraihnya di laga melawan New England.

Situs statistik sepak bola ternama, SofaScore dan FotMob, juga memberikan rating tertinggi kepadanya di antara semua pemain di lapangan, dengan skor masing-masing 8.7 dan 8.8. Statistiknya sangat menonjol: 1 gol, 8 tembakan, 8 kali menciptakan peluang, dan 4 umpan silang sukses.

Efek Son Heung-min: Dampak Ekonomi yang Meledak

Kehadiran Son Heung-min di LAFC tidak hanya terasa di lapangan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang luar biasa. Toko suvenir resmi LAFC di dekat stadion kini selalu ramai dikunjungi oleh turis, terutama dari Korea Selatan.

“Kami datang ke Amerika dan sengaja merencanakan untuk mampir ke sini karena Son Heung-min sekarang bermain di AS. Dia pemain yang sangat terkenal,” ujar Baek Jae-won, seorang turis dari Seoul.

Fenomena yang disebut ‘Efek Son Heung-min’ ini sudah sangat terasa. Harga tiket untuk kursi yang dekat dengan lapangan melonjak hingga menembus 1.000 dolar AS (sekitar 15,5 juta rupiah). Jersey bernomor punggung 7 miliknya pun selalu habis terjual. “Kami terus mencoba menambah stok jersey Son, tapi jujur saja, sepertinya akan habis lagi dengan cepat,” kata Eric, seorang staf toko suvenir LAFC.

Industri pariwisata Los Angeles juga menyambut baik fenomena ini. Beberapa agen perjalanan di Korea bahkan telah meluncurkan paket wisata untuk menonton pertandingan kandang Son. Badan Pariwisata LA (LA Tourism) bergerak cepat dengan menyediakan informasi jadwal pertandingan, transportasi, dan akomodasi di sekitar stadion di situs resmi mereka.

“Bergabungnya Son dengan LAFC adalah kesempatan penting untuk menunjukkan bahwa LA adalah pusat olahraga dunia. Kami memiliki peluang untuk menarik lebih banyak wisatawan,” kata Bill Karz, Wakil Presiden Senior Pemasaran Digital dan Merek LA Tourism.

Pujian dari Pelatih, Rekan Setim, dan Media

Media lokal dan pihak internal klub tidak henti-hentinya memberikan pujian. “Banyak bintang seperti Giorgio Chiellini dan Gareth Bale pernah bermain untuk LAFC, tetapi Son Heung-min bisa menjadi pemain terbaik dalam sejarah klub,” sebut salah satu komentator.

Rekan setimnya, bek Nkosi Tafari, bahkan memberikan pujian setinggi langit. “Golnya persis seperti yang sering kami lihat di latihan. Bola seolah memiliki sihir dan meluncur ke sudut gawang. Tiga pertandingan pertama Son layak dipajang di Museum Louvre.”

Pelatih kepala, Steve Cherundolo, juga mengakui kualitas istimewa yang dibawa Son. “Son adalah seorang kompetitor dan pemenang sejati. Dia memiliki kualitas spesial yang jarang Anda lihat di liga ini. Dia membawa energi dan motivasi baru bagi tim.”

Reaksi Son: Fokus pada Tim dan Laga Berikutnya

Namun, sang bintang justru tidak merasa puas. Dalam wawancara pasca-pertandingan, Son Heung-min menunjukkan mentalitas juaranya. “Saya rasa kami mendominasi permainan, tetapi penyelesaian akhir kami di sepertiga akhir lapangan kurang baik. Saya sangat kecewa,” ujarnya.

“Tentu saya senang dengan gol pertama saya, tetapi meraih tiga poin jauh lebih penting. Hasil ini masih terasa mengecewakan,” tegas Son.

Kini, fokusnya dan tim beralih ke pertandingan berikutnya. Setelah menjalani tiga laga tandang beruntun, Son akan melakoni debut kandangnya pada 31 Agustus mendatang melawan rival mereka, San Diego. “Saya sangat menantikan pertandingan kandang pertama saya. Saya akan memulihkan kondisi dengan baik dan memastikan kami meraih tiga poin,” tutupnya dengan penuh tekad.