Jepang Membuang Limbah Nuklir ke Laut, Negara Tetangga RI Mengalami Kekhawatiran
Jepang Membuang Limbah Nuklir ke Laut, Negara Tetangga RI Mengalami Kekhawatiran
Malaysia Memeriksa Produk Makanan dari Jepang Terkait Kekhawatiran Radioaktif
Keprihatinan tentang dampak pembuangan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut telah mencuat, dan Malaysia juga turut bereaksi. Negara ini telah mengumumkan rencana untuk melakukan pemeriksaan ketat terhadap produk makanan berisiko tinggi yang diimpor dari Jepang.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Muhammad Radzi Bin Abu Hassan, mengumumkan langkah ini sebagai respons atas kekhawatiran yang timbul. Ia mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan Malaysia akan memberlakukan pemeriksaan tingkat 4 di pintu masuk negara terhadap produk makanan berisiko tinggi yang diimpor dari Jepang. Pemeriksaan ini akan dilakukan untuk menganalisis potensi kandungan bahan radioaktif dalam produk makanan tersebut.
Langkah ini datang setelah pihak berwenang di Jepang memutuskan untuk membuang air limbah yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut. Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran internasional, terutama terkait keamanan produk makanan yang diimpor dari Jepang, termasuk di Malaysia.
Meskipun Jepang telah menyatakan bahwa pembuangan air limbah telah sesuai dengan standar keselamatan dan mendapat persetujuan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), keprihatinan masih terus ada di berbagai negara. Di Malaysia, Kementerian Kesehatan berusaha meyakinkan masyarakat bahwa langkah-langkah telah diambil untuk memastikan keamanan pangan.
Menurut Radzi, Kementerian Kesehatan Malaysia telah melakukan pemantauan terhadap produk pangan yang diimpor dari Jepang sejak tahun 2011. Ia juga mencatat bahwa ikan dan produk berbahan dasar ikan merupakan produk yang paling banyak diimpor dari Jepang, diikuti oleh buah-buahan, sayuran, serta makanan dan minuman olahan.
Sementara Malaysia mengambil tindakan pemeriksaan ekstra terhadap produk makanan dari Jepang, Singapura memiliki pendekatan yang berbeda. Badan Pangan Singapura (SFA) telah mempertahankan pandangannya bahwa makanan impor dari Jepang aman dikonsumsi. SFA telah melakukan pengawasan sejak tahun 2013 dan tidak mendeteksi adanya kontaminan radioaktif dalam produk makanan impor dari Jepang.
Meskipun demikian, beberapa konsumen di Singapura tetap ragu dan memilih untuk menghindari konsumsi makanan laut dari Jepang. Beberapa negara, seperti Tiongkok dan Korea Selatan, telah melarang impor makanan laut dari sejumlah prefektur di Jepang dan melakukan pemeriksaan radiasi secara ketat.
Sementara Malaysia dan Singapura memiliki pandangan yang berbeda terkait impor makanan dari Jepang, langkah-langkah pengawasan dan pemantauan terus dilakukan untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat. Kekhawatiran atas dampak radioaktif dari pembuangan air limbah Fukushima terus mempengaruhi keputusan dan tindakan di berbagai negara.