Di halaman berukuran 4×6 meter, seorang wanita sibuk menemani anak-anak beraktivitas. Beralaskan terpal biru, ia membimbing mereka belajar membaca, menulis dan mewarnai. Pancaran senyumnya, mekarkan kembali semangat yang sempat layu dihantam pandemi Covid-19 dan badai Siklon Seroja.
Oleh : AGUNG HERMANUS RIWU, S.Pd
BINTANGFLOBAMORA.Com. Kota Kupang – Tiga tahun lalu, tepatnya pada 3 September 2019, Nelly Sihombing mendaratkan kakinya di Kota Kupang. Setelah menetap lebih dari sebulan, ia mendirikan sebuah lembaga dengan nama Yayasan Cahaya Harapan Timor (Cahati) di Jalan Ikan Raja, RT 14, RW 05, Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam naungan yayasan tersebut, ia membuka Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dengan visi meningkatkan kecakapan literasi anak-anak dan masyarakat.

Ia terpanggil membuka TBM karena menemukan banyak anak-anak sekolah di sekitar tempat tinggalnya belum lancar membaca. Bermodal kolaborasi dengan para guru di lingkungannya, ia mengumpulkan buku bacaan. Ia juga memasang jaringan internet yang kemudian berubah menjadi jaringan kasih bagi anak-anak sekolah yang tidak mampu membeli paket internet untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh akibat pandemi Covid-19.
Setelah berjalan beberapa bulan, badai Siklon Seroja menerpa Kota Kupang. Bencana tersebut terjadi pada bulan April 2020. Aktivitas pendidikan di semua sekolah lumpuh selama kurang lebih satu bulan. Fatalnya, bencana badai turut melukai mental anak yang menjadi korban terdampak.
Pada peristiwa yang mencekam itu, Nelly Sihombing menyaksikan sendiri keberingasan hujan badai memorakporandakan TBM Cahati. Tidak hanya atap yang hampir habis tercabut dari pangkuannya, semua bahan bacaan rusak termasuk perabotan.
Badai berhasil menghancurkan pondok literasi, tetapi gagal menumbangkan semangat seorang Nelly Sihombing. Ia menggalang dukungan dari masyarakat sekitar juga komunitas literasi di NTT dan luar NTT. Melalui kerja sama itu, TBM berhasil diperbaiki bersamaan dengan datangnya bantuan bahan bacaan.
Hingga kini TBM Cahati terus berjalan bersama lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang baru didirikan pada tahun 2022. Dengan adanya PAUD, Nelly Sihombing berhasil menginspirasi para ibu untuk mengasah keterampilan menyulam di TBM sambil menunggu anak-anak mereka selesai belajar. Hasil kerajinan tersebut memiliki nilai ekonomi karena terjual hingga ke luar NTT.

Nelly Sihombing, Wanita dari Negeri Deli Sumatera Utara, menunjukan teladan bagaimana bangkit membangun bangsa dari lingkungan tempat tinggal. Pancaran senyumnya, mekarkan kembali semangat anak-anak yang sempat layu dihantam pandemi Covid-19 dan badai Siklon Seroja
Perjuangannya memberi pesan bahwa kolaborasi multipihak menjadi kunci menghadapi ragam bencana. Ia hendak menegaskan, bangsa Indonesia mempunyai spirit gotong royong yaitu kerelaan untuk berkorban, keikhlasan untuk berbagi, semangat untuk bekerja sama dan bersatu mengatasi permasalahan.
Editor : ED
Komentar