Kebangkitan Honda di Tangan Marini dan Perjuangan Bagnaia Mencari Titik Balik

Kebangkitan Honda di Tangan Marini dan Perjuangan Bagnaia Mencari Titik Balik

Musim MotoGP terus menyajikan cerita yang kontras dari dua garasi pabrikan besar. Sementara Honda menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang signifikan melalui Luca Marini, Ducati justru bekerja keras untuk membantu juara dunia dua kali, Francesco ‘Pecco’ Bagnaia, keluar dari periode sulitnya. Grand Prix Hungaria menjadi saksi bisu dua narasi yang sangat berbeda ini.

Performa Impresif Marini di Hungaria

Luca Marini menunjukkan performa puncaknya musim ini di Hungaria, meskipun sempat absen dalam tiga seri balapan akibat cedera. Pembalap Italia ini secara konsisten mengumpulkan poin di seri-seri lain, namun di Hungaria ia berhasil meraih hasil luar biasa dengan finis di posisi lima besar dalam Sprint Race maupun balapan utama. Total hampir 20 poin yang ia raih di akhir pekan tersebut mendongkrak posisinya ke peringkat 13 di klasemen dengan 72 poin, unggul hampir 30 poin dari rekan setimnya di Repsol Honda, Joan Mir, yang juga tampil gemilang dengan finis keenam di Red Bull Ring, Austria, sepekan sebelumnya.

Langkah Maju Honda dan Ujian di Barcelona

Marini mengonfirmasi bahwa Honda sedang mengalami kemajuan pesat. Dalam wawancaranya dengan media Spanyol, Marca, ia menyebut adanya langkah besar yang telah diambil tim. “Kami membuat kemajuan besar, terutama jika melihat dari mana kami memulai. Kami telah melakukan banyak perubahan sejak saya kembali dari cedera, dan ini memungkinkan kami untuk menjadi kompetitif, terutama di sirkuit dengan cengkeraman yang baik,” jelasnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa GP Catalunya di Sirkuit Montmeló bisa menjadi ujian yang sesungguhnya. “Montmeló akan menjadi sebuah tanda tanya besar karena itu adalah trek di mana daya cengkeramnya rendah dan tenaga mesin sangat berpengaruh. Saat ini, dua hal tersebut adalah titik lemah kami. Kami harus mengevaluasi kembali semuanya di sana,” tambah Marini.

Keyakinan Penuh pada Potensi Pribadi

Terlepas dari tantangan yang ada, tren positif Honda membuat Marini semakin percaya diri. “Saya sudah tahu sejak awal tahun, atau bahkan sejak tahun lalu, bahwa hasil seperti ini bisa kami raih. Saya sangat tahu potensi saya. Kami hanya perlu mengubah banyak hal pada motor dan metode kerja,” tegasnya. Menurutnya, motor Honda sekarang sudah berada di arah yang benar.

“Ini adalah waktunya untuk menekan dan membawa pulang hasil. Saya berterima kasih kepada mereka yang menghargai pekerjaan saya, tetapi saya ingin tegaskan bahwa saya juga bisa menang. Honda harus menurunkan motor terbaiknya dan kemudian membantu pembalap terkuat yang mereka miliki untuk meraih kemenangan,” lanjutnya, sembari memuji kerja sama timnya dengan Joan Mir.

Pernyataan Marini ini juga memicu spekulasi mengenai masa depan tim pabrikan pada tahun 2026, di mana rumor menyebutkan kemungkinan pertukaran antara Marini dan Johann Zarco, dengan Zarco dipromosikan ke tim HRC dan Marini ditempatkan di tim LCR. Tim satelit itu juga dikabarkan akan merekrut Diogo Moreira dari Moto2. Setelah balapan di Barcelona, Honda dijadwalkan akan menggelar tes privat yang sangat penting di Montmeló bersama pembalap penguji baru mereka, Aleix Espargaró. “Ya, dia akan menguji motor dengan pembaruan yang sangat signifikan,” konfirmasi Marini.

Bagnaia di Persimpangan Jalan, Dall’Igna Beri Analisis

Di sisi lain garasi, sementara Marc Marquez terus mendominasi kejuaraan, rekan setimnya di Ducati, Pecco Bagnaia, justru melanjutkan momen negatifnya. Ducati kini menghadapi situasi garasi dengan dua wajah yang berbeda dan bekerja tanpa henti untuk menemukan solusi bagi sang pembalap Italia.

Di Hungaria, Pecco hanya mampu finis di urutan kesembilan. Namun, ada secercah harapan setelah tim melakukan modifikasi besar pada set-up motor Desmosedici GP25 miliknya. Akhir pekan di Balaton Park adalah yang terburuk baginya sepanjang tahun ini, di mana ia kesulitan dengan bagian depan motor, untuk pertama kalinya gagal lolos dari Q1, dan hanya finis ke-13 dalam Sprint Race. Perubahan radikal yang dilakukan tim tampaknya mulai membuahkan hasil.

Secercah Harapan dan Dukungan Penuh dari Dall’Igna

Bagnaia sendiri mengaku puas dengan perubahan teknis tersebut. “Selain dua atau tiga lap pertama di mana saya perlu beradaptasi dengan motor, saya mulai merasa lebih baik saat pengereman dan saat memasuki tikungan,” katanya setelah Sprint Race. “Memang ada yang saya korbankan di area lain, tapi ini adalah bagian dari proses. Jujur, ini adalah langkah pertama menuju solusi.”

Setelah balapan hari Minggu, ia kembali mengonfirmasi perasaan positif tersebut. “Kami akan memulai dengan set-up ini di Barcelona dan terus mengembangkannya di balapan-balapan berikutnya. Saya cukup yakin kami akan membaik. Saya merasa kembali menjadi diri saya sendiri,” ujarnya.

Manajer Umum Ducati Corse, Gigi Dall’Igna, memberikan dukungan penuh kepada pembalapnya. “Ini adalah akhir pekan yang sangat rumit bagi Bagnaia. Namun, ada satu catatan positif yang sangat penting: sensasi yang ia rasakan selama balapan dengan perubahan set-up yang signifikan,” analisis Dall’Igna. “Yang terpenting saat ini bukanlah hasil balapannya, melainkan feeling yang telah ia temukan kembali di atas motor.”

Dall’Igna menyadari bahwa Bagnaia mungkin belum siap untuk langsung memperebutkan kemenangan di Catalunya, tetapi ia mengharapkan langkah maju yang signifikan. “Hasil akan datang hanya ketika dia telah sepenuhnya mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Seri berikutnya akan menjadi penting untuk mengonfirmasi bahwa kami telah mengambil jalan yang benar. Kami percaya pada Pecco, dan dia tahu itu,” tutupnya.