Tolak Peluru: Teknik, Gaya, dan Peraturan dalam Cabang Atletik Lempar

Tolak Peluru: Teknik, Gaya, dan Peraturan dalam Cabang Atletik Lempar
Tolak peluru merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang termasuk ke dalam kategori lempar. Meskipun belum terlalu populer di Indonesia, tolak peluru rutin dipertandingkan dalam ajang olahraga internasional bergengsi seperti Olimpiade dan Asian Games, sehingga tetap mendapat perhatian di kalangan pecinta olahraga.
Dalam olahraga ini, atlet melakukan gerakan mendorong sebuah bola logam (disebut peluru) sejauh mungkin menggunakan satu tangan. Peluru tersebut berbentuk bulat dan terbuat dari logam, biasanya besi atau kuningan. Untuk kategori senior, peluru memiliki berat 7,26 kilogram untuk pria dan 4 kilogram untuk wanita. Sementara itu, pada kelas junior, berat peluru diturunkan menjadi 5 kilogram untuk putra dan 3 kilogram untuk putri.
Ragam Gaya dalam Tolak Peluru
Terdapat beberapa gaya atau teknik yang digunakan oleh atlet tolak peluru, tergantung pada pengalaman dan strategi masing-masing. Berikut penjelasannya:
1. Gaya O’Brien
Gaya ini diperkenalkan oleh Parry O’Brien, atlet asal Amerika Serikat. Dalam teknik ini, atlet memulai dengan posisi membelakangi arah lemparan. Setelah itu, dilakukan gerakan setengah putaran (180 derajat) sebelum bola logam dilepaskan. Teknik ini cukup populer di kalangan profesional karena mampu menciptakan momentum besar.
2. Gaya Spin (Berputar)
Dikenalkan oleh atlet Rusia, Alexander Baryshnikov, gaya ini melibatkan gerakan berputar penuh (360 derajat) sebelum melepaskan peluru. Teknik ini memerlukan kelincahan dan kekuatan, karena atlet harus mempertahankan keseimbangan dan akurasi dalam putaran cepat agar dorongan yang dihasilkan maksimal.
3. Gaya Ortodoks
Merupakan gaya yang lebih sering digunakan oleh pemula karena gerakannya lebih sederhana. Atlet berdiri menyamping ke arah lemparan, menempatkan peluru di antara kepala dan bahu, lalu melakukan dorongan. Gaya ini lebih mudah dipelajari, namun tidak menghasilkan jarak sejauh dua gaya sebelumnya.
Teknik Dasar Tolak Peluru
Agar dapat melakukan tolak peluru dengan benar dan aman, atlet perlu menguasai teknik dasar berikut:
-
Letakkan peluru di pangkal jari dengan telapak tangan terbuka. Jari-jari sedikit direnggangkan dan ibu jari digunakan untuk menjaga agar peluru tidak jatuh.
-
Tempatkan peluru di bawah rahang, tepat di antara kepala dan bahu.
-
Pastikan posisi siku tetap tinggi sejajar dengan bahu untuk menghasilkan dorongan maksimal.
-
Tubuh diposisikan menyamping dari arah lemparan dengan kaki terbuka lebar. Kaki belakang ditekuk sehingga tubuh condong ke belakang.
-
Putar pinggul ke arah berlawanan dengan target lemparan sebagai awalan.
-
Dorong tubuh dengan kaki belakang sambil memutar pinggul agar tubuh menghadap ke depan.
-
Rentangkan lengan ke arah depan dengan sudut sekitar 45 derajat, lalu dorong peluru sekuat mungkin.
-
Tambahkan gerakan pergelangan tangan seperti saat melepaskan bola basket untuk memperkuat dorongan.
Peralatan dan Area Lapangan
Peluru atau Bola Logam
Peluru untuk pria berbobot 7,26 kg dan 4 kg untuk wanita. Material umumnya dari besi atau kuningan, namun bisa juga dari logam lain asalkan tidak lebih lunak dari kuningan.
Lapangan Tolak Peluru
Lapangan terdiri dari lingkaran berdiameter 2,135 meter yang terbuat dari beton, serta sektor pendaratan di area rumput dengan sudut 34,92 derajat. Pada bagian depan lingkaran terdapat papan pembatas setinggi 10 sentimeter untuk menjaga batas dorongan.