Vietnam Catat Pertumbuhan Pariwisata Spektakuler pada Tahun 2025

Lonjakan Pengunjung Internasional dan Domestik
Tahun 2025 menjadi titik balik yang penting bagi sektor pariwisata Vietnam, yang mengalami lonjakan luar biasa di tengah pemulihan global pascapandemi. Menurut Otoritas Nasional Pariwisata Vietnam, negara ini diperkirakan akan menerima sekitar 21,5 juta wisatawan internasional dan melayani 135,5 juta wisatawan domestik sepanjang tahun, dengan pendapatan pariwisata melebihi 1 kuadriliun dong.

Salah satu momen simbolis dari pencapaian ini adalah perayaan resmi di Bandara Internasional Phu Quoc pada 15 Desember untuk menyambut wisatawan internasional ke-20 juta. Angka ini mencerminkan dua kali lipatnya jumlah wisatawan dibanding tahun 2016, ketika Vietnam untuk pertama kalinya mencatatkan 10 juta wisatawan asing.

Pencapaian Global di Tengah Tantangan Dunia
Wakil Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, Ho An Phong, menekankan bahwa pencapaian ini sangat berarti, mengingat kondisi dunia yang masih dibayangi dampak pandemi Covid-19. Berdasarkan data UN Tourism, Vietnam mencatat pertumbuhan 22% dalam kedatangan wisatawan internasional—angka yang jauh di atas rata-rata dunia (5%) dan rata-rata kawasan Asia-Pasifik (8%).

Capaian ini menjadikan Vietnam salah satu negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat di dunia pada tahun 2025.

Pengakuan Internasional dan Penghargaan Bergengsi
Prestasi Vietnam juga diakui secara internasional. Dalam ajang World Travel Awards 2025, yang dikenal sebagai “Oscar”-nya industri pariwisata, Vietnam memenangkan 16 kategori tingkat dunia. Beberapa penghargaan penting yang kembali diraih antara lain:

  • Destinasi Warisan Dunia Terbaik (untuk keenam kalinya)

  • Destinasi Terbaik di Asia (untuk ketujuh kalinya)

  • Destinasi Golf Terbaik di Asia (untuk tahun kesembilan berturut-turut menurut World Golf Awards)

Penghargaan-penghargaan ini menegaskan daya saing, kualitas layanan, dan daya tarik internasional Vietnam, serta ketangguhan sektor pariwisata dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.

Faktor Kunci di Balik Pertumbuhan
Keberhasilan ini merupakan hasil dari kombinasi kebijakan strategis dan kerja sama lintas sektor. Pemerintah pusat terus memberikan dorongan politik yang kuat, sementara kementerian terkait, pemerintah daerah, dan pelaku usaha pariwisata bekerja secara terpadu. Partisipasi aktif komunitas lokal juga menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan destinasi.

Reformasi kebijakan visa yang diterapkan melalui berbagai resolusi dan keputusan pemerintah sepanjang tahun 2025 turut meningkatkan daya saing dan kemudahan akses bagi wisatawan asing.

Promosi Global dan Infrastruktur Modern
Kegiatan promosi pariwisata Vietnam ditingkatkan secara agresif di berbagai panggung internasional, seperti ITB Berlin, WTM London, dan TRAVEX. Kampanye pemasaran juga difokuskan pada pasar-pasar utama seperti Eropa, Rusia, India, Cina, Amerika Serikat, Australia, dan kawasan Asia Timur Laut.

Selain itu, modernisasi infrastruktur transportasi—termasuk bandara, pelabuhan, dan jaringan jalan tol—memperluas akses ke destinasi wisata baru dan mendukung pengembangan produk pariwisata terpadu.

Transformasi Digital dan Hijau
Dua pilar strategis yang kini menjadi fokus adalah transformasi digital dan transisi hijau. Pemerintah mulai membangun ekosistem digital nasional dan mengembangkan platform manajemen pintar untuk mendukung pariwisata berkelanjutan.

Dengan fondasi yang kuat ini, industri pariwisata Vietnam menargetkan pada tahun 2026 dapat menyambut 25 juta wisatawan internasional, melayani 150 juta wisatawan domestik, dan meraih pendapatan sekitar 1,125 kuadriliun dong.

Penerbangan Langsung Vietnam Airlines ke Eropa Utara Resmi Dibuka

Dalam upaya memperluas konektivitas global, Vietnam Airlines meluncurkan penerbangan langsung pertamanya ke Eropa Utara pada 15 Desember 2025. Rute ini menghubungkan Ho Chi Minh City dengan Kopenhagen, Denmark, dengan frekuensi tiga kali seminggu.

Penerbangan ini dioperasikan menggunakan pesawat Boeing 787 dengan kabin kelas campuran—Bisnis dan Ekonomi—dan memakan waktu sekitar 11 jam 40 menit.
Tujuan dari pembukaan rute ini adalah untuk meningkatkan arus wisata dan bisnis antara Asia Tenggara dan negara-negara Nordik, sekaligus memperluas jangkauan pasar pariwisata Vietnam di kawasan Eropa yang memiliki potensi besar.

Langkah ini mencerminkan strategi agresif Vietnam dalam memperkuat posisinya sebagai destinasi global yang mudah dijangkau dan kompetitif.